Jumat, 26 Juni 2015

Bahaya Emisi Pembakaran Sampah Plastik


Produktivitas manusia dan segala kegiatan saat ini yang telah dilakukan masyarakat dunia menjadikan efisiensi energi lingkungan semakin berkurang. Tidak adanya penerapan teknologi dan pengetahuan yang memadai dalam pengelolaan energi, khususnya sampah menjadikan sistem pemusnahannya semakin memperparah keadaan lingkungan.

Kebiasaan membakar sampah plastik merupakan salah satu rutinitas yang senantiasa dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini. Baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan masih terdapat masyarakat yang memusnahkan sampah jenis ini dengan cara
mengubur atau membakarnya.

Plastik merupakan salah satu jenis limbah yang non-biodegradable sehingga sifat ini menjadikan sampah plastik sangat sulit untuk terurai di lingkungan. Menurut hasil survey, Indonesia menghasilkan 2.052.000.000 kantong plastik dalam sehari. Dari sebagian besar produksi limbah plastik ini, banyak diantaranya yang masih belum dimanfaatkan dan diolah sebagaimana mestinya.

Pemusnahan limbah plastik dengan cara pembakaran yang sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat ternyata berdampak buruk terhadap lingkungan, kesehatan maupun kehidupan ekonomi. Menurut Andari Kristanto, salah seorang ilmuwan sekaligus dosen Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, “pemusnahan sampah dengan metode pembakaran sangat tidak disarankan walaupun mungkin ada beberapa limbah yang harus dibakar untuk memusnahkannya.

Pembakaran limbah jenis plastik menghasilkan berbagai senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu, pembakaran limbah jenis ini juga hanya akan menambah jenis pencemaran yang ada. Jumlah satu ton sampah plastik sekali pakai yang dibakar akan menghasilkan jumlah karbon dioksida yang sama dengan 1 ton. Pembakaran limbah jenis plastik akan menghasilkan gas buang dan residu yang justru menambah jenis pencemaran yang terjadi di lingkungan. Bahaya tersebut biasanya diitimbulkan oleh adanya emisi gas dan partikel debu. Gas-gas berbahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah
antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Dioxin dan
Furan.

Salah satu jenis zat yang sangat berbahaya dalam kandungan gas sisa pembakaran plastik adalah dioksin yang bersifat karsinogen atau menimbulkan kanker. Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa
mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut `chloracne.’

Gas karbondioksida yang tercipta ketika adanya proses pembakaran dapat memperbesar kemungkinan penipisan lapisan ozon dan meningkatkan pengaruh rumah kaca di permukaan bumi. Asap hasil pembakaran juga meningkatan resiko masyarakat terkena kanker paru-paru karena di dalam kandungan asap hasil pembakaran tersebut terdapat berbagai senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan.

“Bahaya yang ditimbulkan oleh perilaku pembakaran sampah jenis plastik adalah terurainya zat-zatseperti sulfur ke udara sehingga zat tersebut menjadi sulfur dioksida dimana hal ini akan meningkatkan kandungan zat berbahaya bagi lingkungan”, ungkap Andari, Dosen Teknik Lingkungan Universitas Indonesia.

Yelna Yuristiary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar